Sunda
adalah salah satu suku yang terdapat di nusantara Indonesia dari berbagai macam
suku yang ada misal, Suku jawa, Suku batak, dll. Budaya Sunda dikenal dengan budaya
yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter
masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum, lemah lembut,
dan sangat menghormati orangtua. Itulah cermin budaya dan kultur
masyarakat sunda.
Suku sunda memiliki berbagai macam budaya yang telah membaur dalam masyarakat sunda sehari-hari, salah satunya adalah Lalab. Dalam budaya dan kehidupan masyarakat Sunda, lalab sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan sejak dahulu. Kalau dahulu lalab memiliki arti tersendiri dalam kehidupan tradisi di pedesaan, sekarang sudah merupakan bagian dari lingkungan kehidupan modern masyarakat kota. Lalab yang terdiri dari daun, pucuk, buah muda atau biji tanaman segar, sudah merupakan bagian dari program WHO “back to nature” atau makanan kaya serat, mineral dan vitamin untuk kesehatan dan kebugaran.
Suku sunda memiliki berbagai macam budaya yang telah membaur dalam masyarakat sunda sehari-hari, salah satunya adalah Lalab. Dalam budaya dan kehidupan masyarakat Sunda, lalab sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan sejak dahulu. Kalau dahulu lalab memiliki arti tersendiri dalam kehidupan tradisi di pedesaan, sekarang sudah merupakan bagian dari lingkungan kehidupan modern masyarakat kota. Lalab yang terdiri dari daun, pucuk, buah muda atau biji tanaman segar, sudah merupakan bagian dari program WHO “back to nature” atau makanan kaya serat, mineral dan vitamin untuk kesehatan dan kebugaran.
Lalab
atau sayuran merupakan makanan berserat. Karenanya memakan lalab dan sayuran
mentah akan banyak manfaatnya untuk kesehatan dan kebugaran tubuh serta
kehalusan dan keindahan kulit, terutama untuk kulit muka wanita. Kalau
masyarakat Barat (khususnya Eropa dan Amerika) bangga terhadap makanan segar
asal tanaman yang disebut salads, maka masyarakat Indonesia juga bangga dengan
“lalab” khususnya bagi kalangan masyarakat Sunda.
Obat
peningkat “gairah”, tidak selamanya harus berasal dari obat hasil pabrikan yang
mengandung banyak unsur kimia. Dalam hal ini kalau terus menerus dikonsumsi
akan mempunyai efek samping. Obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan alami
seperti tanaman khususnya bagian dari tertentu yang berkhasiat sebagai obat
dapat meningkatkan gairah.
Lalab
“Tempo Doeloe”
Dari
catatan lama tentang adat, kebiasaan dan tradisi orang Sunda, yang disebut
lalab “tempo doeloe” umumnya berbentuk daun muda atau pucuk tanaman dari
tumbuh-tumbuhan liar, baik yang ditemukan di hutan, sawah, kebun serta
tempat-tempat lainnya. Jenis-jenis dari tanaman lalab tempo doeloe yang
sekarang masih ada bahkan masih bisa dibeli atau didapatkan, serta jenis
tanaman yang hanya tinggal kenangan merupakan masalah yang belum banyak
dibicarakan. Misalnya saja antanan, gelang, gewor, godobos, jotang, jonge,
sintrong dan senggang, saat ini masih bisa didapatkan di pedesaan. Walau dalam
keadaan sudah langka, lalab tempo doeloe seperti bunut, jambu mede, jambu bol,
koang, kosambi, kemang, kihapit, lampeni, mareme, putat dan sebagainya,
kadang-kadang masih bisa ditemukan juga.
Lalab
di Tempat Kondangan
Kehadiran
lalab - sambal pada acara kondangan di Jawa Barat, sudah merupakan hal yang
umum dan biasa. Misalnya untuk mengurangi peningkatan kadar kolesterol dalam
darah yang diakibatkan makanan berlemak, dengan memakan lalab akan banyak
menolong dalam menurunkan kadar lemak dalam darah. Tercatat lebih dari 10 jenis
lalab yang umumnya ditemukan pada acara kondangan seperti kubis, buncis,
ketimun, labu muda, paria, kacang panjang, imba (kedondong cina), daun ketela,
terung, tespong dan surawung.
Lalab
di Rumah Makan Sunda
Keberadaan
rumah makan ke-Sunda-an ternyata bukan hanya di daerah Jawa Barat saja, tetapi
sudah merambah ke daerah di luar Jawa Barat. Lalab sambal merupakan daya tarik
yang khas pada rumah makan Sunda disamping pepes ikan, cobek ikan, ikan bakar
dan sebagainya. Rasanya makanan kurang nikmat kalau didalam menunya tidak
terhidang lalab dengan sambalnya. Beberapa jenis lalab yang sudah biasa
dihidangkan adalah daun ketela pohon, jaat, jengkol, leunca, petai, seladah
air, serawung, terung dan tespong.
Lalab
dan Penyakit Masa Kini
Tanaman
sejak pucuk, daun, bunga, buah, batang dan umbi mengandung zat gizi yang baik
untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Beberapa lalab yang berkhasiat untuk
pencegahan dan penyakit adalah sebagai berikut:
- Kencing manis/diabetes mellitus: bisa diobati dengan 3 jenis makanan/lalab, yaitu koneng gede, temulawak, jengkol dan petai.
- Penyakit Maag: bisa diobati dengan kunyit (kunir atau koneng), caranya adalah dengan memarut kunyit, tambahkan air matang, disaring tambahkan sebutir kuning telur, dan diminum setiap hari setelah sarapan pagi.
- Obat lemah syahwat dan awet muda: Dengan mencampur 5 buah kembang sirih kering ditambah sedikit merica dan ragi kue, digerus hingga hancur menjadi tepung.
- Obat peningkat “gairah”: Kalau rutin memakan biji wijen, biji waluh/labu besar, ginseng, dikeringkan dan dibuat serbuk serta diseduh air akan bisa meningkatkan gairah.
- Bau mulut dan badan: Dengan sering makan lalab daun beluntas atau meminum rebusan daun sirih.
Kebiasaan
untuk menyajikan lalaban dalam berbagai acara dan jamuan merupakan salah satu
kebiasaaan budaya sunda. Hal ini terasa sangat berbeda apabila kita melihat
restoran pada jaman sekarang lebih menyajikan makanan dari luar yang bukan
merupakan budaya indonesia lebih mendominasi.
Solusi ::
solusi untuk menjaga kelestarian budaya sunda di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari adalah dengan selalu membiasakan diri melakukan sesuatu berdasarkan adat yang biasa terjadi, dan biasakanlah untuk memperkenalkan budaya sunda kepada anak cucu agar budaya ini tidak hilang dimakan oleh jaman yang semakin memasuki era globalisas
Solusi ::
solusi untuk menjaga kelestarian budaya sunda di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari adalah dengan selalu membiasakan diri melakukan sesuatu berdasarkan adat yang biasa terjadi, dan biasakanlah untuk memperkenalkan budaya sunda kepada anak cucu agar budaya ini tidak hilang dimakan oleh jaman yang semakin memasuki era globalisas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar